INDOGROUND.COM – Tragedi Kanjuruhan pada 1 Oktober 2022 lalu mencuri perhatian media asing, salah satunya raksasa media New York Times.
New York Times menyinggung soal aparat polisi Indonesia yang kurang terlatih dalam mengendalikan massa. Tak hanya itu, NYTimes juga mengatakan bahwa dalam hampir semua kasus, kepolisian tidak pernah dimintai pertanggung jawaban ketika mengambil langkah yang salah.
Hal tersebut diketahui melalui salah satu postingan akun Twitter resmi New York Times @nytimes yang dipublish pada 4 Oktober 2022.
“Kepolisian Indonesia sangat termiliterisasi, kurang terlatih dalam pengendalian massa, dan dalam hampir semua kasus, tidak pernah dimintai pertanggungjawaban atas kesalahan langkah, kata para ahli.” ujar akun twitter @nytimes.
Bukan tanpa alasan atau hanya sekedar posting, NYTimes diketahui mengutip pendapat beberapa ahli mengenai kepolisian Indonesia.
Terlebih lagi, muncul anggapan yang mengatakan banyaknya korban berjatuhan tersebut disebabkan oleh tembakan gas air mata oleh aparat kepolisian ke tribun penonton yang mana tribun tersebut sesak dan dipenuhi banyak penonton.
Para ahli yang dikutip NYTimes juga mengatakan tragedi tersebut mengungkap permasalahan sistemik yang dihadapi oleh kepolisian dan banyak diantara aparat tersebut kurang terlatih dalam mengendalikan massa dan sangat militeristik.
Para ahli juga menyebut mereka tidak pernah harus menjawab kesalahan langkah yang diperbuat.
“Bagi saya ini benar-benar fungsi dari kegagalan reformasi kepolisian Indonesia,” ujar Jacqui Baer, salah satu ahli dari Murdoch University di Australia yang mempelajari kepolisian di Indonesia seperti yang dikutip dari kompas.com (04/10/22).
Sebelumnya, telah terjadi tragedi berdarah yang menewaskan 133 orang (menurut posko postmortem) ketika pertandingan sepakbola Liga 1 Indonesia yang mempertemukan Arema vs Persebaya.
Arema berhasil ditaklukan oleh tamunya Persebaya dengan skor 3-2. Hal ini memicu ketidakpuasan pendukung Arema yang kemudian memasuki lapangan.(***)